Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh
organisasi. Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan.
Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk
mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya
manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya
orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.
2
Money (Uang)
Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat
diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya
hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan.
Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk
mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal
ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai
gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa
hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
3
Materials (Materi)
Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan
jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia
yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai
salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa
materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
4 Machines (Mesin)
Machine atau mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau
menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
5 Method (Metode)
Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara
kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode daat
dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan
memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran,
fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan
usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya
tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan
memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya
sendiri.
6 Market (Pasar)
Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang
yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya,
proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam
arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan.
Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan
selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.
Simbol atau pesan verbal
adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal
(Deddy Mulyana, 2005). Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol,
dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan
dipahami suatu komunitas.
Jalaluddin
Rakhmat (1994), mendefinisikan bahasa secara fungsional dan formal. Secara
fungsional, bahasa diartikan sebagai alat yang dimiliki bersama untuk
mengungkapkan gagasan. Ia menekankan dimiliki bersama, karena bahasa
hanya dapat dipahami bila ada kesepakatan di antara anggota-anggota kelompok
sosial untuk menggunakannya. Secara formal, bahasa diartikan sebagai semua
kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan tatabahasa.
Setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata harus disusun dan
dirangkaikan supaya memberi arti. Kalimat dalam bahasa Indonesia Yang berbunyi
”Di mana saya dapat menukar uang?” akan disusun dengan tatabahasa bahasa-bahasa
yang lain sebagai berikut:
Inggris: Dimana dapat saya menukar beberapa uang? (Where
can I change some money?).
Perancis: Di mana dapat saya menukar dari itu uang? (Ou puis-je change de l’argent?).
Jerman: Di mana dapat saya sesuatu uang menukar? (Wo kann ich etwasGeld wechseln?).
Spanyol:
Di mana dapat menukar uang? (Donde puedo cambiar dinero?).
Tatabahasa
meliputi tiga unsur: fonologi, sintaksis, dan semantik. Fonologi merupakan
pengetahuan tentang bunyi-bunyi dalam bahasa. Sintaksis merupakan pengetahuan
tentang cara pembentukan kalimat. Semantik merupakan pengetahuan tentang arti
kata atau gabungan kata-kata.
Menurut
Larry L. Barker (dalam Deddy Mulyana,2005), bahasa mempunyai tiga fungsi:
penamaan (naming atau labeling), interaksi, dan transmisi informasi.
Penamaan
atau penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasikan objek, tindakan,
atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam
komunikasi.
Fungsi
interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang dapat mengundang
simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan.
Melalui
bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain, inilah yang disebut
fungsi transmisi dari bahasa. Keistimewaan bahasa sebagai fungsi transmisi
informasi yang lintas-waktu, dengan menghubungkan masa lalu, masa kini,
dan masa depan, memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi kita.
Cansandra L. Book (1980), dalam Human Communication:
Principles, Contexts, and Skills, mengemukakan agar komunikasi kita
berhasil, setidaknya bahasa harus memenuhi tiga fungsi, yaitu:
·Mengenal dunia di sekitar kita. Melalui bahasa kita
mempelajari apa saja yang menarik minat kita, mulai dari sejarah suatu bangsa
yang hidup pada masa lalu sampai pada kemajuan teknologi saat ini.
·Berhubungan dengan orang lain. Bahasa memungkinkan kita
bergaul dengan orang lain untuk kesenangan kita, dan atau mempengaruhi mereka
untuk mencapai tujuan kita. Melalui bahasa kita dapat mengendalikan lingkungan
kita, termasuk orang-orang di sekitar kita.
·Untuk menciptakan koherensi dalam kehidupan kita. Bahasa
memungkinkan kita untuk lebih teratur, saling memahami mengenal diri kita,
kepercayaan-kepercayaan kita, dan tujuan-tujuan kita.
Keterbatasan
Bahasa:
·Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili
objek.
Kata-kata adalah kategori-kategori untuk merujuk pada
objek tertentu: orang, benda, peristiwa, sifat, perasaan, dan sebagainya. Tidak
semua kata tersedia untuk merujuk pada objek. Suatu kata hanya mewakili
realitas, tetapi buka realitas itu sendiri. Dengan demikian, kata-kata pada
dasarnya bersifat parsial, tidak melukiskan sesuatu secara eksak.
Kata-kata sifat dalam bahasa cenderung bersifat
dikotomis, misalnya baik-buruk, kaya-miskin, pintar-bodoh, dsb.
·Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual.
Kata-kata bersifat ambigu, karena kata-kata
merepresentasikan persepsi dan interpretasi orang-orang yang berbeda, yang
menganut latar belakang sosial budaya yang berbeda pula. Kata berat,
yang mempunyai makna yang nuansanya beraneka ragam*. Misalnya: tubuh orang itu berat;
kepala saya berat; ujian itu berat; dosen itu memberikan sanksi
yang berat kepada mahasiswanya yang nyontek.
·Kata-kata mengandung bias budaya.
Bahasa terikat konteks budaya. Oleh karena di dunia ini
terdapat berbagai kelompok manusia dengan budaya dan subbudaya yang berbeda,
tidak mengherankan bila terdapat kata-kata yang (kebetulan) sama atau hampir
sama tetapi dimaknai secara berbeda, atau kata-kata yang berbeda namun dimaknai
secara sama. Konsekuensinya, dua orang yang berasal dari budaya yang berbeda
boleh jadi mengalami kesalahpahaman ketiaka mereka menggunakan kata yang sama.
Misalnya kata awak untuk orang Minang adalah saya atau kita,
sedangkan dalam bahasa Melayu (di Palembang dan Malaysia) berarti kamu.
Komunikasi sering dihubungkan dengan kata Latin communis
yang artinya sama. Komunikasi hanya terjadi bila kita memiliki makna yang sama.
Pada gilirannya, makna yang sama hanya terbentuk bila kita memiliki pengalaman
yang sama. Kesamaan makna karena kesamaan pengalaman masa lalu atau kesamaan
struktur kognitif disebut isomorfisme. Isomorfisme terjadi bila
komunikan-komunikan berasal dari budaya yang sama, status sosial yang sama,
pendidikan yang sama, ideologi yang sama; pendeknya mempunyai sejumlah maksimal
pengalaman yang sama. Pada kenyataannya tidak ada isomorfisme total.
·Percampuranadukkan fakta, penafsiran, dan penilaian.
Dalam berbahasa kita sering mencampuradukkan fakta
(uraian), penafsiran (dugaan), dan penilaian. Masalah ini berkaitan dengan
dengan kekeliruan persepsi. Contoh: apa yang ada dalam pikiran kita ketika
melihat seorang pria dewasa sedang membelah kayu pada hari kerja pukul 10.00
pagi? Kebanyakan dari kita akan menyebut orang itu sedang bekerja. Akan
tetapi, jawaban sesungguhnya bergantung pada: Pertama, apa yang dimaksud bekerja?
Kedua, apa pekerjaan tetap orang itu untuk mencari nafkah? .... Bila yang
dimaksud bekerja adalah melakukan pekerjaan tetap untuk mencari nafkah,
maka orang itu memang sedang bekerja. Akan tetapi, bila pekerjaan tetap orang
itu adalah sebagai dosen, yang pekerjaannya adalah membaca, berbicara, menulis,
maka membelah kayu bakar dapat kita anggap bersantai baginya, sebagai selingan
di antara jam-jam kerjanya.
Ketika
kita berkomunikasi, kita menterjemahkan gagasan kita ke dalam bentuk lambang
(verbal atau nonverbal). Proses ini lazim disebut penyandian (encoding).
Bahasa adalah alat penyandian, tetapi alat yang tidak begitu baik (lihat
keterbatasan bahasa di atas), untuk itu diperlukan kecermatan dalam berbicara,
bagaimana mencocokkan kata dengan keadaan sebenarnya, bagaimana menghilangkan
kebiasaan berbahasa yang menyebabkan kerancuan dan kesalahpahaman.
___________________
* Makna dapat pula
digolongkan ke dalam makna denotatif dan konotatif. Makna denotatif adalah
makna yang sebenarnya (faktual), seperti yang kita temukan dalam kamus dan
diterima secara umum oleh kebanyakan orang dengan bahasa dan kebudayaan yang
sama. Makna konotatif adalah makna yang subyektif, mengandung penilaian
tertentu atau emosional (lihat Onong Effendy, 1994, h. 12)
Daftar Pustaka:
Deddy
Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung, Remaja
Rosdakarya.
Jalaludin
Rakhamat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya.
Onong
Effendy, 1994, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung, Remaja Rosdakarya.
Seorang
ahli ekonomi terkenal dari Skotlandia yang hidup sekitar abad 18,
pernah menulis sebuah buku yang sangat terkenal dalam dunia ekonomi yang
berjudul “The Wealth Of Nation” (1776). Dalam buku ini ia menyatakan
bahwa kemajuan manusia dan tatanan sosial suatu masyarakat akan tercipta
apabila setiap individu yang ada di dalamnya mengejar kepentingannya
sendiri-sendiri.
Adam
Smith percaya bahwa sikap individualistis yang dipicu oleh kepentingan
pribadi akan menciptakan tatanan dan kemajuan. Ia menyatakan bahwa untuk
memperoleh uang manusia atau produsen akan memperoleh barang dan jasa
tertentu. Sedangkan konsumen akan membeli barang atau jasa yang paling
mereka butuhkan.
Ketika
produsen dan konsumen bertemu, maka terciptalah pasar dan dengan
terciptanya pasar maka terbentuklah pola produksi yang akan menciptakan
suatu keseimbangan social (Social harmoni) dan keseimbangan sosial ini
tercipta tanpa adanya campur tangan dari pemerintah.
Tidak
adanya campur tangan dari pemerintah ini disebut tangan yang tak
terlihat (invisible hand). Smith menyatakan bahwa manusia adalah homo
economicus yang selalu ingin memuaskan dirinya sendiri.
Hernando De Soto
Tahun
2000 Hernando De Soto mengarang buku berjudul “The Mysteri of Capital”
yang memberi masukan bagi disiplin ilmu ekonomi dan kegiatan ekonomi
Negara-negara berkembang. Soto adalah pendiri dan pemimpin Institute of Liberty
and Democracy (ILD), sebuah lembaga lembaga penelitian independent yang
berada di Peru. Majalah Economist menyatakan bahwa lembaga ini adalah
pusat penelitian terpenting kedua di dunia. Majalah Time memilih
Hernando sebagai salah seorang inovator terunggul dari Amerika Latin.
Bukti menjelaskan mengapa Negara-negara berkembang tidak pernah keluar
dari berbagai masalah kemiskinan.
Dalam
buku ini disebutkan bahwa sebenarnya kekayaan yang dimiliki
Negara-negara berkembang sangat banyak. Absennya system hukum dan
pemerintahan yang bersih membuat kekayaan itu tidak terlacak dan
tercatat ke dalam penerimaan Negara. Korupsi dan kolusi serta berbagai
praktek penyelewengan hukum membuat banyaknya kekayaan yang dimiliki
Negara-negara berkembang tidak ada artinya. Tanpa system hokum yang
jelas Negara-negara berkembang akan tetap tertinggal dari Negara-negara
maju yang kelebihannya justru terletak pada system hukum yang sudah
mapan.
Sistem
hukum yang jelas akan membuat segala macam harta Negara baik itu
dimiliki pemerintah atau swasta akan tercatat oleh pihak yang berwenang.
Dengan demikian pengelolaannya dapat dipantau dan didorong untuk terus
tumbuh dengan baik. Proses pencatatan dan pengelolaan itu tentu
membutuhkan sumber daya manusia yang jujur dan bertanggung jawab. Mereka
terkumpul dalam sebuah lembaga hukum yang juga jujur dan bertanggung
jawab.
David Richardo (1772-1823)
Dia
berkebangsaan Inggris yang hidup di awal abad ke-18 yang sangat
mementingkan peran dunia usaha untuk bergerak dinamis guna menggerakkan
perekonomian sebuah Negara. Buku yang dikarangnya berjudul “Principles
of Political Economy and Taxation (1817). David yakin bahwa dengan
bertambahnya modal adalah kunci dari pertumbuhan ekonomi bangsa, dan
satu-satunya cara untuk mewujudkan hal itu dengan mendorong sektor
produksi untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
David
Richardo percaya bahwa faktor tenaga kerja adalah hal yang paling
penting dalam pencapaian kemakmuran suatu Negara. Ia juga melihat bahwa
dengan bertambahnya penduduk maka tingkat penghasilan atau upah yang
diperoleh mereka akan turun sampai pada tingkat dimana upah itu tidak
cukup lagi menyokong pemenuhan kebutuhan mereka.
Seiring
dengan pertambahan penduduk harga tanahpun melonjak, dan hal ini akan
menurunkan besarnya keuntungan yang diperoleh dari sektor produksi.
Pertumbuhan modalpun akan terhambat yang akan menurunkan pola
pertumbuhan ekonomi. Namun demikian Richardo percaya bahwa pada saat hal
ini terjadi, sector produksi telah terlebih dahulu menyebar ke seluruh
negeri sehingga dampak yang ditimbulkannya akan dapat segera teratasi
dan perekonomian dapat segera pulih kembali.
Teori
yang dikemukakan David Richardo banyak mempengaruhi para ekonom
lainnya. Karl Marx dipengaruhi Richardo melalui teorinya tentang nilai
pekerja (labor theory of value) yang menjelaskan bahwa nilai dari suatu
barang produksi ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang diperlukan
dalam pembuatan barang produksi tersebut. John Stuart Mills juga
menggunakan teori David Richardo dalam upayanya untuk melakukan
reformasi social.
Joan Violet Robinson ( 1903 – 1983 )
Robinson
menerbitkan buku “The Economics of Imperfect Competition” seorang
ekonom Inggris yang mempelajari sifat monopolistik pada sejumlah pasar
dengan tingkat persaingan yang tinggi. Pada kutipan ini Robinson membuat
daftar tentang alasan-alasan mengapa model persaingan sempurna jarang
terjadi di dunia nyata.
Dipasar
yang sesungguhnya, konsumen selalu mempertimbangkan harga dan banyak
hal terhadap produk yang ditawarkan oleh produsen pesaing. Konsumen
harus mempertimbangkan biaya transportasi, konsumen yang berbeda
mempunyai sikap yang berbeda terhadap jaminan mutu yang diberikan oleh
merk produk tertentu, konsumen mempunyai pandangan yang berbeda tentang
perbedaan pelayanan yang diberikan oleh produsen (kecepatan pelayanan,
kesopanan salesmen, jangka waktu pelunasan kredit, perhatian produsen
terhadap keinginan perseorangan). Pada banyak kasus (bertolak belakang
dengan hokum permintaan dan penawaran) konsumen akan menganggap harga
tinggi sebagai tanda bahwa barang yang dibeli itu baik mutunya dan
menolak barang pengganti.
Jadi
banyak alasan mengapa konsumen membeli dari seorang produsen tertentu
dan bukan dari produsen yang lain selain alasan harga. Semua ini
meyakinkan kita bahwa konsumen tidak akan langsung pindah ke produsen
pesaing yang menawarkan barang sejenis pada harga yang lebih murah
John Maynard Keynes ( 1883 – 1946 )
Keynes
adalah seorang ekonom mashyur yang dikenal dengan bukunya “The General
Theory of Employment, Interest, and Money” (Teori Umum atas Kesempatan
Kerja, Suku Bunga dan Uang). Keynes untuk pertama kalinya menawarkan
suatu gagasan mengenai teori permintaan dan penawaran dalam hubungannya
dengan hasil produksi (output). Keynes menunjukkan bahwa jika penawaran
lebih besar dari permintaan, maka roda perekonomian atau seluruh
kegiatan produksi harus diperlambat atau diturunkan agar system ekonomi
dapat kembali seimbang pada suatu tingkatan yang berada dibawah
penggunaan tenaga kerja yang optimum. Dan perekonomian suatu negara
hanya dapat berlangsung apabila tingkat permintaan rakyat, tingkat
permintaan dari sector produksi, juga tingkat pengeluaran pemerintah
ikut tinggi. Semua itu akan meningkatkan tingkat investasi yang tentu
saja akan meningkatkan tingkat kesempatan kerja, hingga pada akhirnya
tingkat pengeluaran rakyatpun akan naik pula, sehingga dengan akan
menggerakkan perekonomian suatu Negara.
Pada
bukunya obyek penelitian Keynes lebih tertuju pada hal-hal yaitu
ekonomi makro, ekonomi jangka panjang, ekonomi moneter, dan perubahan
kuantitas. Keynes mulai dikenal didunia internasional berkat buku
pertamanya yang berjudul “The Economics Consequences of Peace”
( 1915 ). Sekitar tahun 1923 menulis buku kembali yang berjudul “A
Tract of Monetary Reform”, tahun 1926 menulis buku yang berjudul “The
End of Laissez Faire” dan pada tahun 1930 menulis buku berjudul “A
Treatise on Money”.
Tahun
1940 Keynes menjadi penasihat ekonomi Pemerintah Inggris, kemudian
tahun 1941 menjadi Gubernur Bank Inggris dan tahun 1942 ia mendapat
gelar kehormatan dari Kerajaan Inggris dan memperoleh nama Baron Keynes
dari Tilton.
Paul Ormerod
Ormerod
adalah penulis buku “ Death of Economics” tahun 1994, ia menggelar
kritiknya terhadap ilmu ekonomi klasik yakni ide equilibrium yang mana
menurut Omerod bahwa tingkat harga yang sebenarnya tidak pernah
ditentukan pertemuan antara permintaan dan
penawaran.Omerod juga menentang ide bahwa ada hubungan yang sederhana
antara pengangguran dan inflasi yang dikemukakan Bill Phillips. Phillips
mencoba menelusuri hubungan yang bersifat statistik antara laju
peningkatan upah dan tingkat pengangguran, intinya semakin tinggi laju
peningkatan upah maka semakin rendah tingkat pengangguran. Sebaliknya
semakin tinggi pengangguran semakin rendah peningkatan upah.
Omerod
menunjukkan bahwa sebenarnya tidak ada hubungan pengangguran dengan
inflasi. Menurutnya ada peristiwa-peristiwa penting yang bersifat non
ekonomi mempengaruhi hubungan antara inflasi dan pengangguran, Omerod
lebih suka menempatkan nilai-nilai sosial masyarakat sebagai faktor yang
sebagai faktor yang mempengaruhi dinamika perekonomian. Konsep tersebut
kemudian dirumuskan dengan prinsip matematika no linear dan kaidah
indeterminisme sehingga ilmu ekonomi mirip dengan biologi dalam
memperkirakan perubahan-perubahan yang terjadi
Irving Fisher
Fisher
adalah tokoh ekonomi neoklasik Amerika. Ia sebagai salah satu ekonom
pertama yang memperkenalkan pendekatan matematis yang revolusioner dalam
ekonomi. Pemikirannya antara lain Walrasian Equillibrium (keseimbangan
Walrasian) serta konsep kurva Phillips. Fisher juga menemukan system
rolodex yang digunakan dalam perbankan dan ia juga menemukan teori harga
(Price Theory).
Robert A. Mundell
Sebagai
pemenang nobel tahun 1999 atas teorinya yang sangat mempengaruhi dunia
dan membantu lahirnya mata uang Euro. Dari tahun 1966-1971 merupakan
professor ekonomi pada University of Chicago.
Mundell seorang penasehat PBB, IMF, Bank Dunia, Departemen Keuangan AS,
Kanada, dan organisasi dunia lainnya. Pemikiran Mundell yang sangat
berpengaruh apakah ada keuntungan yang bisa dicapai oleh Negara-negara
bila melepaskan mata uang mereka demi mata uang bersama. Mundell
menerbitkan artikel yang menggarisbawahi keuntungan mata uang bersama
untuk menurunkan biaya perdagangan dan mengurangi ketidakpastian harga.
Ia memperkenalkan “Optimum Currency Area” sebuah terminologi untuk
menjelaskan wilayah geografi dimana tenaga kerja dapat direlokasikan
bila wilayah lain mengalami guncangan ekonomi. Hasil kerjanya pada
akhirnya menghasilkan Euro.
Selain
Nobel Mundell juga memperoleh penghargaan Guggenheim Prize tahun 1971,
The Jacques Rueff Medal and Prize tahun 1983, dan Distinguished fellow
Award dari American Economic Association pada tahun 1997
Milton Friedman
Milton
menganjurkan kebaikan system pasar bebas dan kebutuhan untuk
meminimalkan peraturan pemerintah. Dia menentang terhadap aliran Keynes
dalam perbaikan permintaan agregat. Kebijakan itu menurutnya membuat
ekonomi tidak stabil. Ia justru menyarankan pemerintah meningkatkan
persediaan uang pada tingkat yang sama dengan peningkatan output
nasional jangka panjang untuk menghilangkan kecenderungan inflasi.
Aliran ini sangat berpengaruh tahun 1980-an. Ia juga menjelaskan mengapa
kita menghargai uang kertas. Pandangan ini tertuang dalam bukunya yang
berjudul “ Free to Choice” ( 1980) yang ditulis bersama istrinya Rose
Friedman, mereka menjelaskan bahwa semua orang mau menerima uang, karena
ia yakin bahwa orang lain juga mau menerimanya.
Milton
Friedman memperoleh nobel tahun 1976 untuk teori-teori moneternya.
Buku-bukunya yang terkenal antara lain “Capitalism and Freedom” (1962), “
A Monetary History of the United States” (1963), “ Dollars and
Deficits” (1968), “ A Theoretical Framework for Monetary Analisis
(1971), dan “ Free to Choice” (1980).